Halaman
Lindungi
Hutan Kami
Bab
VII
Pendahuluan
Isu kerusakan hutan bukanlagi hal baru. Negara kita turut
bertanggung jawab atas kerusakan alam ini. Bab ini akan
mengajak kalian menyeru renovasi hutan kita melalui pidato, diskusi,
dan karya ilmiah sederhana.
Bab ini pun akan mengajak kalian menyelami sifat-sifat tokoh dalam
novel.
Sumber: CD ClipArt 2005 Volume 4
116
Asyiknya Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia SMP/MTs Kelas IX
Menyimpulkan pidato atau
ceramah
• membaca teks pidato yang
telah disediakan dalam buku
• menjawab beberapa soal
mengenai pidato yang
dibacakan untuk menguji
daya simak
•
menyimpulkan isi pidato yang
disampaikan di depan kelas
Bab VII
Lindungi Hutan Kami
Mari berdiskusi
• membaca teks pidato yang telah
disediakan dalam buku
• memahami hakikat diskusi dan
tata caranya
•
berdiskusi panel di dalam kelas
• membuat resume hasil diskusi
Membaca novel dan
menerangkan sifat tokoh-
tokohnya
• membaca kutipan novel
• menentukan penokohan
novel yang dibaca
•
mengemukakan penokohan
cerpen di depan kelas.
Menulis karya ilmiah
sederha
• membaca kutipan novel
memahami bentuk
•
karya ilmiah sederhana
berlatih menulis karya
•i lmiah sederhana
Bab VII
Lindungi Hutan Kami
117
Kalian tentu pernah mendengarkan pidato atau ceramah. Setidaknya setiap hari Senin
pada upacara bendera, kalian akan mendengarkan pidato yang disampaikan oleh guru
atau kepala sekolah. Perhatikanlah gurumu atau siapapun yang berpidato atau berceramah.
Dengarkanlah materi yang disampaikannya dengan baik supaya kalian benar-benar mengerti
apa yang disampaikannya.
Nah, sekarang, guru atau salah seorang temanmu akan membacakan contoh pidato berikut.
Bacakanlah pidato tersebut dengan memperhatikan kejelasan suara, intonasi, mimik muka,
dan ekspresi yang tepat. Bagi yang lain, simaklah pidato yang sedang dibacakan temanmu
tanpa melihat buku! Selamat berlatih!
Assalamulaiakum Wr. Wb.
Bapak Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, serta teman-teman yang
saya cintai,
pada kesempatan ini marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada
hadirat Allah Subhanahu wataala yang telah memberikan nikmat dan berkah kepada
kita semua, sehingga kita dapat bertemu pada acara ini.
Pada kesempatan yang baik ini, saya akan berbicara mengenai sebuah
masalah dunia, yang sebenarnya akan menimpa kita semua bila tidak segera
ditanggulangi. Masalah tersebut adalah pemanasan global, atau
global warming.
Pemanasan global adalah meningkatnya suhu udara di permukaan bumi. Hal
ini disebut juga efek rumah kaca. Penyebabnya adalah terlalu banyaknya
kandungan karbon di atmosfer. Gas buangan dari kendaraan bermotor, pabrik,
pembakaran sampah, dan kebakaran hutan akan naik ke angkasa dan terkumpul
dalam jumlah sangat banyak di atmosfer. Saat matahari memancarkan panas ke
bumi, panas tersebut diserap bumi dan tidak bisa dipantulkan kembali karena
terhalang oleh karbon tersebut. Oleh karena itulah suhu udara menjadi semakin
panas. Kira-kira seperti itulah pemanasan global terjadi dan menimpa semua
makhluk yang tinggal di muka bumi.
A. MENYIMPULKAN PIDATO/CERAMAH
Tujuan:
Setelah pembelajaran ini diharapkan Kalian dapat:
•
menyimpulkan pesan pidato/ceramah/ khotbah yang didengar
•
memberi komentar tentang isi pidato/ ceramah/khotbah
L
atihan 7.1
118
Asyiknya Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia SMP/MTs Kelas IX
Hadirin yang saya hormati,
Seperti kita ketahui melalui berbagai media masa, pemanasan global
merupakan ancaman nyata bagi bumi kita ini. Pemanasan global mengakibatkan
es di kutub utara dan selatan mencair, sehingga volume air laut meningkat. Bila
permukaan laut meningkat, artinya kita harus bersiap-siap pindah ke tempat yang
lebih tinggi, atau menunggu pulau yang kita tempati terendam air laut. Sungguh
ngeri rasanya saat membayangkan tahun-tahun ke depan, pulau yang kita tempati
saat ini akan tenggelam. Lalu, mau pindah ke manakah kita?
Namun demikian, kita tidak perlu pusing untuk memikirkan ke mana kita
akan pindah bila air laut menerjang rumah kita. Sesungguhnya global warming ini
dapat dikurangi sedikit demi sedikit. Untuk itu, kita harus bertindak mulai hari ini
juga. Tekadkanlah diri kita untuk mencintai lingkungan. Marilah kita mulai dari
diri sendiri, keluarga, sekolah, dan lingkungan terdekat dengan kita.
Hadirin yang saya hormati,
Ada satu usaha yang paling masuk akal yang dapat kita lakukan untuk
mengurangi dampak global warming. Usaha tersebut adalah menanam pohon.
Seperti kita ketahui, pohon dapat menyerap karbon dan mengubahnya menjadi
oksigen. Dengan demikian, diharapkan gas karbon yang keluar dari kendaraan,
pabrik, dan pembakaran dapat diserap oleh adanya pohon di sekitar kita.
Cobalah kita perhatikan lingkungan sekolah kita. Marilah kita rasakan udara
di sekitar kita. Bukankah lingkungan kita yang tercinta ini sudah menunjukkan
Sumber: Dokumen Penerbit
Bab VII
Lindungi Hutan Kami
119
gejala-gejala ke arah pemanasan global? Jumlah pohon di sekitar sekolah kita
masih dapat dihitung dengan jari, itu pun hanya berupa pohon hiasan dan perdu.
Sedangkan jumlah penghuni sekolah yang terdiri dari guru dan murid sudah begitu
banyak. Di situlah saya menemukan ketidak seimbangan antara penghuni sekolah
dengan lingkungannya, terutama pepohonan. Jangankan untuk menyerap karbon
dari gas buangan kendaraan bermotor atau pembakaran, pohon-pohon yang
tersedia ini bahkan tidak cukup unutk menyerap karbon dari pernafasan kita yang
hadir di ruangan ini.
Oleh karena itulah, saya mengajak untuk menggalakkan penanaman pohon
di sekolah. Sebagai langkah awal, cukuplah satu pohon di setiap satu kelas,
ditambah beberapa pohon di halaman depan dan halaman belakang sekolah.
Kehadiran pohon-pohon ini kelak akan menyegarkan suasana sekolahdan mudah-
mudahan membawa nuansa baru yang membangkitkan semangat belajar dan
kecintaan kepada sekolah kita ini.
Selain itu, berdirinya pohon-pohon rindang di lingkungan sekolah akan
menunjukkan identitas sekolah kita yang berwawasan lingkungan. Tunjukkanlah
bahwa kita mendukung usaha-usaha pemerintah untuk menanggulangi
permasalahan-permasalahan lingkungan.
Bapak Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, serta teman-teman yang
saya cintai,
jika saya simpulkan, masalah
global warming
adalah masalah dunia
yang sebenarnya menyangkut diri kita. Sebagai generasi muda yang masih berstatus
pelajar seperti saya dan teman-teman yang ada di sini, berbicara global warming
sebagai akibat dari industri, penggunaan nuklir, dan masalah besar lainnya memang
terlalu rumit. Pembicaraan mengenai pemanasan global dalam cakupan “global”
memang tidak akan menghasilkan penyelesaian yang berarti. Akan tetapi, marilah
kita bicara pemanasan global yang nyata kita rasakan di sekolah. Penanaman
pohon adalah solusinya. Oleh karena itu, sekali lagi, marilah kita tekadkan diri
kita masing-masing untuk mencintai lingkungan. Seperti kata-kata orang bijak:
mulailah dari diri sendiri, mulailah dari hal-hal kecil, dan mulailah dari sekarang
juga!
Bapak Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, serta teman-teman yang
saya cintai,
demikian pembahasan saya, semoga ada manfaatnya. Tak lupa saya
meminta maaf apabila ada kesalahan kata yang tidak berkenan bagi Anda sekalian.
Terima kasih atas perhatian dan kesempatan yang diberikan kepada saya.
Wassalamualaikum wr.wb.
Apakah kalian telah memperhatikan pidato tersebut dengan baik? Bila kalian telah
memperhatikannya tentu kalian akan mengerti dengan materi pidato yang disampaikan
120
Asyiknya Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia SMP/MTs Kelas IX
B. MARI BERDISKUSI
Tujuan:
Setelah pembelajaran ini diharapkan Kalian dapat menerapkan prinsip-prinsip diskusi
L
atihan 7.2
guru atau temanmu. Supaya lebih mengerti, lakukanlah pidato tersebut secara bergiliran.
Setelah itu, kerjakanlah latihan berikut!
1.
Apa tema pidato yang kamu dengarkan?
2.
Apa yang menyebabkan global warming atau pemanasan global?
3.
Siapakah yang akan terkena dampak pemanasan global?
4.
Apa bahaya dari pemanasan global menurut pidato tersebut?
5.
Sebutkanlah hubungan antara pemanasan global dan keadaan sekolah yang
disampaikan dalam pidato!
6.
Usaha apa yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak pemanasan global di
sekolah?
7.
Sebutkan kata-kata bijak yang diungkapkan di akhir pidato tersebut!
Berhasilkah kamu menjawab semua pertanyaan di atas? Jika kamu berhasil, artinya, kamu
memiliki daya simak yang baik. Agar lebih mahir menyimak, lakukanlah latihan berikut ini!
1.
Buatlah kesimpulan dari pidato yang disampaikan guru atau temanmu!
2.
Apakah kamu setuju dengan isi pidato yang disampaikan tersebut? Berikanlah alasan
dan komentar terhadap isi pidato yang kamu dengarkan tersebut!
3.
sampaikanlah kesimpulan dan komentarmu di depan kelas!
Sekilas Info
Kepandaian berbicara harus diiringi dengan kearifan mendengarkan. Kita tidak bisa menjadi
pembicara yang baik jika kita tidak bisa mendengarkan dengan baik. Selain untuk
memperoleh informasi dan wawasan, mendengarkan juga merupakan cara menghormati
orang lain.
Masalah lingkungan tak habis-habisnya dibicarakan. Pemanasan global (global
warming) menjadi ancaman nyata bagi kehidupan semua makhluk di muka bumi. Salah
satu penyebab global warming itu adalah terus berkembangnya industri yang ditandai
berdirinya banyak pabrik. Pabrik-pabrik tersebut mengeluarkan gas buangan berupa karbon
yang sangat banyak setiap hari.
Bab VII
Lindungi Hutan Kami
121
Di sisi lain, hutan sebagai paru-paru dunia yang dapat menyerap karbon kini semakin
sempit. Penebangan liar merajalela di mana-mana. Sempitnya hutan ini juga mendatangkan
berbagai permasalahan lainnya seperti tanah longsor, dan banjir.
Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut banyak upaya yang telah dilakukan.
Salah satunya adalah dengan jalan
diskusi
. Diskusi adalah cara betukar pikiran untuk
menyelesaikan masalah yang dilakukan secara ilmiah. Ada beberapa bentuk diskusi yang
perlu kalian ketahui, di antaranya,
a.
Diskusi kelompok, yaitu bentuk diskusi paling sederhana yang paling sering kalian
lakukan. Pesertanya tidak banyak, cukup 3-6 orang dan semuanya mempunyai
pendapat masing-masing.
b.
Diskusi panel, yaitu diskusi yang dipimpin oleh seorang pemandu yang disebut
moderator. Pada diskusi panel ada dua orang pembicara atau lebih yang menyampaikan
materi untuk bahan diskusi, serta banyak peserta yang menjadi penanggap.
Selain bentuk-bentuk diskusi di atas, kalian juga tentu pernah mendengar istilah
simposium, seminar, dan konferensi. Nah, istilah-istilah tersebut juga merupakan bentuk
diskusi yang lainnya, yang akan kalian pelajari nanti.
Untuk saat ini kalian akan mengenal lebih jauh, dan mempraktekkan diskusi panel.
Namun sebelumnya, kalian harus memahami perangkat-perangkat yang ada dalam diskusi
panel, serta tugas-tugas dan fungsinya. Tugas-tugas pelaku diskusi (diskusi panel) adalah
sebagai berikut.
Sumber: Dokumen Penerbit
122
Asyiknya Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia SMP/MTs Kelas IX
L
atihan 7.3
a.
pemandu diskusi atau moderator bertugas:
•
membuka dan menutup diskusi
•
mengendalikan dan mengatur jalannya diskusi agar tetap berjalan baik, hidup,
efisien dan efektif.
•
Membuat rangkuman dan menyimpulkan hasil diskusi
b.
peserta diskusi bertugas:
•
ikut serta dalam diskusi dengan semangat kerja sama dan kekeluargaan.
•
Menanggapi permasalahan yang disampaikan pembicara, bila dipersilahkan oleh
moderator
•
Mengajukan pertanyaan bila ada hal yang perlu dijelaskan kepada pembicara
setelah dipersilakan oleh moderator.
•
Bertanggung jawab terhadap proses dan hasil diskusi.
c.
pembicara atau panelis bertugas:
•
menyampaikan materi atau masalah diskusi dari sudut pandang masing-masing
•
menjawab atau menjelaskan permasalahan atau tanggapan yang diajukan peserta
d.
demi kelancaran proses diskusi, bila perlu ada satu-dua orang yang menjadi sekretaris
atau notulen. Notulen ini bertugas:
•
mencatat nama peserta dan pertanyaan yang diajukan
•
mencatat hal-hal khusus yang terjadi dalam diskusi
•
membuat risalah diskusi sebagai bahan laporan
•
membuat kesimpulan sementara untuk membantu moderator,dan
•
membuat laporan setelah diskusi selesai.
Bergabunglah dengan kelompokmu untuk melakukan latihan berikut.
1.
Siapkanlah diskusi panel untuk dilaksanakan di kelas! Tentukanlah dalam kelompokmu,
siapa yang menjadi pembicara, moderator, dan sekretaris.
2.
kelompok lain menjadi peserta diskusi yang akan mengajukan pertanyaan dan
tanggapan terhadap materi yang disampaikan kelompokmu.
3.
Tema yang disampaikan oleh setiap kelompok adalah tentang lingkungan.
Bab VII
Lindungi Hutan Kami
123
4.
Lakukanlah diskusi dengan penuh semangat kekeluargaan.
5.
buatlah catatan mengenai hal-hal yang terjadi dalam diskusi, pertanyaanserta jawaban
yang diungkapkan selama diskusi berlangsung.
Apakah diskusi yang kalian laksanakan berlangsung dengan lancar? Buatlah laporan hasil
diskusi setiap kelompok! Tulislah pada kertas HVS dan sampaikanlah di depan kelas!
Banyak orang yang menjadi sukses karena dia berhasil menulis cerita dalam bentuk
novel. Contohnya J.K. Rowling, sang penulis buku populer
Harry Potter
dinobatkan
sebagai salah seorang wanita terkaya di dunia berkat karya-karyanya tersebut.
Di Indonesia sendiri banyak penulis novel yang berhasil, misalnya Putu Wijaya,
Pramoedya, Dewi Lestari, dan lain-lain. Keberhasilan mereka dalam menulis novel harus
kalian jadikan pemicu untuk terus semangat dalam berkarya. Sebagai langkah awal, kalian
harus banyak membaca karya-karya yang sudah ada.
Bacalah cerpen kutipan novel
Amungme!
Karya Peringga Ancala di bawah ini dengan
baik!
Amungme
Bangunan itu berbentuk seperti tabung silinder. Berdinding dan berlantai kayu
dengan sebuah pintu untuk keluar masuk. Itulah
honae
*, sebutan orang Amungme
untuk rumah mereka.
L
atihan 7.4
Tujuan:
Setelah pembelajaran ini diharapkan Kalian dapat menerangkan sifat-sifat tokoh dari kutipan
novel yang dibacakan
C . MEMBACA NOVEL DAN MENERANGKAN SIFAT TOKOH-
TOKOHNYA
L
atihan 7.5
124
Asyiknya Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia SMP/MTs Kelas IX
Hari masih teramat pagi saat Omabak beranjak keluar dari
itore
**, honae
khusus kaum laki-laki Amungme. Kabut seolah enggan pergi. Omabak hanya
dapat memandang sampai beberapa meter ke depan karena terhalang kabut.
Tapi, Omabak bisa memastikan, di sekelilingnya adalah pegunungan yang membiru.
Suku Amungme memang tinggal di bagian tengah gugusan Pegunungan Jayawijaya,
daerah yang berketinggian sekitar dua ribu meter di atas permukaan laut.
Omabak sedikit menggigil. Tubuhnya belum beradaptasi sepenuhnya dengan
udara sekitar. Dulu, ia hanya bertelanjang dada, seperti pemuda Amungme lainnya.
Sekarang, ia tak sanggup lagi. Selain tentunya, ia mempunyai perasaan malu yang
lebih banyak ketimbang dulu.
Omabak menggerakkan tubuh seperti gerakan senam, sekadar pemanasan.
Dirapatkan jaket yang sedikit terbuka bagian depan. Omabak menggosok kedua
telapak tangan sekadar menghangatkan diri. Menikmati hijaunya rumput dan
pepohonan di dekatnya. Begitu menyejukkan mata. Berbeda dengan Yogya, yang
di mana-mana berseliweran kendaraan roda dua dengan asap yang tak hentinya
disemprotkan knalpot. Begitu terpolusinya hingga teman kuliahnya banyak yang
mengenakan masker. Menutupi mulut dan hidung bia tengah berkendaraan.
Omabak tersenum sendiri mengingat Yogya. Yogyalah yang membuat ia
menemukan jalan menuju kebenaran. Omabak menundukkan pandangan ke
bawah. Jauh di sana, tampak jalan setapak keluar dari Opitawak. Jalan yang
berliku dari lerengn tempatnya berdiri hingga menuju Lembah Waa.
Omabak tidak menyadari bahwa Impamai, ibunya, telah berada di belakang.
Hanya berjarak sekitar satu meter.
“kau sudah bangun, Omabak?” impamai, wanita tua itu tak bisa
menyembunyikan keheranan melihat Omabak yang sudah terbangun di pagi buta.
Biasanya, anak tertuanya itu agak sulit untuk dibangunkan. Itu pun harus disertai
amarah Omabak yang kesal karena tidurnya terganggu. Omabak membalikkan
tubuh. Tersenyum hangat kepada Impamai. Gurat keriput di wajah ibunya terlihat
semakin jelas. Lebih banyak dari delapan tahun yang lalu.
“Iya, Bu....”
“Ibu rasa, kau....”
“Apa, Bu?”
Bab VII
Lindungi Hutan Kami
125
Impamai mengangkat bahu. Agak ragu. Tapi, demi dilihatnya Omabak yang
jauh lebih santun sejak kepulangannya kemarin, Impamai memberanikan diri untuk
mengatakannya.
Omabak sudah menduga. Itu yang akan diucapkan Impamai. Ia tak terkejut
sedikit pun. Ia memang ingin menerangkan pada Impamai, tapi secara perlahan-
lahan. Omabak yakin, ibunya akan mengerti. Impamai berbeda dengan wanita
Amungme lainnya. Ia wanita yang pintar. Omabak ingat, saat malas bersekolah di
Lembah Waa dulu, semasa kecil, Impamai tak segan memarahinya. Ia masih ingat
kata-kata lantang Impamai waktu itu. “Kau harus sekolah! Biar kau tahu dunia
lain di luar sana. Dunia di balik pegunungan kita ini!”
Impamai semakin heran menyaksikan Omabak yang bukannya gusar, malah
tersenyum simpul.
“Apanya yang aneh, Bu?”
“Yah, kau berubah. Tidak seperti dulu....”
“Maksud, Ibu?”
“Kau tidak pemarah lagi. Bahkan, sangat hormat terhadap ibu. Bicaramu
juga tak kasar lagi. Kau benar-benar berubah....”
126
Asyiknya Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia SMP/MTs Kelas IX
Impamai menurunkan tali noken *** yang bergantung di tengah kepalanya.
Noken itu berisi sayur dan umbi-umbian yanghendak dijual ke pasar. Sudah pasti,
noken itu terasa berat. Tapi, Impamai, seperti perempuan Amungme lainnya, sudah
terbiasa membawanya.
Sedari kecil perempuan Amungme dididik untuk bekerja keras layaknya
kaum laki-laki. Karena dalam keyakinan Amungme, sifat hidup dan hasil kerja
seorang perempuan menentukan kemakmuran dan kesejahteraan bagi seluruh
anggota masyarakt sukunya.
“Tapi, Ibu lebih suka aku yang sekarang, atau yang dulu?” Omabak balik
bertanya. Tak urung, Impamai jadi tersenyum sedikit.
“Ah, kau memang sudah pintar bicara sekarang.”
“Ibu belum menjawab pertanyaanku. Bagaimana, Bu?” balasnya.
Impamai menatap lekat-lekat bola mata hitam Omabak. Wajah anaknya itu
terlihat jauh lebih bersih daripada dulu. Rambut Omabak tetap hitam dengan keriting
kecil-kecil, khas rambut orang Papua. Begitu juga kulitnya, hitam legam.
Tapi, Impamai merasa yakin, wajah Omabak terlihat lebih cerah. Seoralah,
sesuatu terpancar dari sana. Berseri-seri, mungkin itu kata yang paling tepat. Apa
yang menyebabkannya, Impamai sama sekali tak mengerti. Atau, jangan-jangan
itu hanya perasaannya karena sudah lama tak menatap wajah Omabak?
“Bu?” Omabak masih menunggu jawaban Impamai.
Impamai terbatuk beberapa kali. Tubuh wanita tua yang agak besar itu
bergoyang-goyang.
“Ibu sakit?” Omabak bertanya dengan nada agak cemas. Sejak kecil, jarang
sekali ia mendapati Impamai sakit. Impamai selalu tampak sehat. Betapapun
letihnya wanita itu. Impamai mengibaskan tangan. Tanda ia tak apa-apa.
“Kalau Ibu sakit, biar Omabak saja yang ke Pasar Tembagapura.”
Impamai terkejut untuk kedua kalinya. Tak menyangka kalau Omabak akan
berkata seperti itu. Biasanya, urusan berjualan di pasar adalah urusan kaum
perempuan.
“Kau....kau tidak malu?” Impamai bertanya dengan kalimat terpatah-patah.
Omabakmengangguk mantap. Tak ada kata malu dalam kepalanya. Demi ibunya,
Bab VII
Lindungi Hutan Kami
127
wanita yang telah melahirkan danmendidiknya hinga ia bisa seperti ini. Impamai
menggeleng.
“Tak usah. Ibu masih bisa. Ibu sudah bilang tadi, Ibu tak apa-apa.”
“Tapi, Bu....”
“Ini pekerjaan Ibu dari dulu. Ibu hanya sedikit batuk.” Omabak tak berani
memaksakan kemauannya. Ia paham benar dengan Impamai. Wanita yang tak
pernah mengeluh, seberapa pun kerasnya ia musti bekerja. Apalagi, sejak Paiderow,
ayah Omabak menikah lagi dengan wanita lain. Impamai tetap bvekerja keras,
bahkan lebih gigih lagi. Impamai menaikkan tali noken ke atas kepalanya.
“Ibu pergi dulu....”
Impamai melangkah pergi. Tapi, ia sempat menoleh ke arah Omabak.
“Ibu senang kau seperti ini.”
Omabak menarik nafas lega. Setidaknya, ia bisa melihat penerimaan Impamai
terhadap perubahan dirinya yang jelas-jelas aneh. Omabak berharap, ia bias segera
menjelaskan kepada Impamai, apa yang menyebabkan ia berubah seperti ini.
Omabak juga sangat berharap, Impamai bias menerima pemikiran dan tentunya
yang paling sangat diharapkan Omabak, Impamai juga akan menjadi seperti dirinya.
Omabak hanya menunggu waktu yang tepat untuk menjelaskan.
Dikutip dari
Amungme
, karya Peringga Ancala.
)*Honae: rumah asli suku-suku pegunungan Papua, berbentuk silinderdengan satu pintu dan tanpa jendela, hanya ada
satu celah kecil sebagai lubang udara
)**itorei: rumah khusus kaum lelaki Amungme, berjari-jari sekitar 3 meter.
)***noken: sejenis kantung/tas anyaman
Bagaimana, menarik bukan kutipan novel yang barusan kamu baca? Bacalah sekali
lagi supaya kamu mendapatkan informasi yang jelas. Kali ini utamakan perhatianmu pada
tokoh-tokoh cerita yang ada di dalamnya.
Dalam kutipan novel tersebut dapat ditemukan beberapa tokoh yang disebutkan dengan
jelas. Tokoh adalah orang atau sesuatu yang mengalami berbagai kejadian atau peristiwa
dalam cerita. Setiap tokoh mempunyai karakter atau sifat-sifat tertentu. Bagaimana cara
menentukan sifat-sifat tokoh cerita? Sebenarnya tidak terlalu sulit, namun kita memerlukan
kejelian dalam menemukan sifat-sifat tokoh tersebut.
128
Asyiknya Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia SMP/MTs Kelas IX
Sifat-sifat tokoh diungkapkan dalam kata sifat, seperti baik hati, malas, jahat, pandai,
rajin, pelit, teliti, dan sebagainya. Sifat-sifat tersebut dapat diungkapkan langsung oleh
penulis (pencerita) atau melalui perkataan tokoh-tokoh lain. Bila kita tidak menemukan
sifat tokoh yang dinyatakan melalui perkataan pencerita atau tokoh-tokoh lain, sifat tokoh
dapat juga ditentukan dari tindakan-tindakan tokoh tersebut dalam cerita.
1.
Bacalah kembali kutipan novel
Amungme
! tadi dengan lebih teliti!
2.
Menurutmu, apakah tema novel tersebut?
3.
sebutkanlah tokoh-tokoh pada kutipan novel tersebut serta bagaimanakah sifat-sifat
tokoh tersebut?
Ayo membaca novel! Carilah novel Indonesia di perpustakaan sekolah atau di toko buku.
Bacalah novel tersebut sampai tuntas, kemudian lakukanlah latihan berikut!
1.
Pilihlah satu bagian (satu bab) novel yang kamu baca!
2.
Dari bagian novel yang kamu pilih, sebutkanlah tokoh-tokohnya serta sifat (karakter
tokoh yang kamu temukan dengan cermat!
3.
Kemukakanlah hasil pekerjaanmu di depan kelas
Novel, cerpen atau dongeng yang pernah kamu baca adalah contoh-contoh karangan
yang bersifat fiksi. Peristiwa dan tokoh-tokohnya tidak ada dalam dunia nyata. Karya-
karya tersebut disebut karangan fiksi.
Selain karangan yang bersifat fiktif (rekaan) tersebut, ada juga yang disebut karya
ilmiah. Karangan jenis ini adalah kebalikan dari karya fiksi. Karya ilmiah adalah tulisan
atau karangan yang bersifat ilmiah. Artinya karya ilmiah harus didukung oleh data dan
Tujuan:
Setelah pembelajaran ini diharapkan Kalian dapat menulis karya ilmiah sederhana dengan
menggunakan berbagai sumber.
D . MENULIS KARYA ILMIAH SEDERHANA
L
atihan 7.6
L
atihan 7.7
Bab VII
Lindungi Hutan Kami
129
fakta nyata atau faktual) yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Oleh karena
itu, sumber-sumber bacaan dan data lainnya yang digunakan dalam karya ilmiah dicantumkan
pada daftar pustaka.
Ciri-ciri karya ilmiah yang baik di antaranya:
1.
Ditulis dalam bahasa yang baik dan benar, serta tidak menimbulkan salah penafsiran
bagi pembacanya
2.
disertai fakta yang akurat dan meyakinkan
3.
informasi yang disajikan lengkap
4.
menarik dan enak dibaca
Karya ilmiah dapat berbentuk essay, artikel, laporan, skripsi dan sebagainya. Pada
karya-karya ilmiah tersebut, biasanya ada pola-pola penulisan yang perlu kalian perhatikan.
Sistematika penulisan karya ilmiah misalnya seperti di bawah ini.
1.
halaman judul
2.
kata pengantar
3.
daftar isi
4.
pendahuluan
5.
isi
6.
kesimpulan dan saran
7.
daftar pustaka
8.
lampiran (bila ada)
Namun pada kenyataannya tidak semua karya ilmiah berbentuk seperti sistematika
di atas. Karya ilmiah seperti essay, kritik, artikel dan feature biasanya lebih sederhana,
yaitu berupa pemaparan atau deskripsi secara langsung pada bagian isi.
Pada kesempatan kali ini kalian akan belajar menulis laporan. Kalian tentu saja pernah
melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan, misalnya melakukan
reboisasi, kerja bakti membersihkan sekolah, atau berkunjung ke tempat-tempat yang
ada hubungannya dengan perlindungan alam. Buatlah laporan kegiatan yang pernah kalian
laksanakan dengan sistematika yang telah kalian pelajari. Pada bagian isi, cantumkanlah
hal-hal berikut:
L
atihan 7.8
130
Asyiknya Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia SMP/MTs Kelas IX
a.
nama kegiatan,
b.
tujuan,
c.
penyelenggara,
d.
waktu dan tempat kegiatan,
e.
peserta,
f.
hasil, serta
g.
kesimpulan dan saran
•
Pidato adalah penyampaian pesan dan informasi secara lisan di hadapan orang banyak.
Perhatikanlah gurumu atau siapapun yang berpidato atau berceramah. Dengarkanlah
materi yang disampaikannya dengan baik supaya kalian benar-benar mengerti dengan
segala yang disampaikannya.
•
Diskusi adalah cara betukar pikiran untuk menyelesaikan masalah yang dilakukan
secara ilmiah. Lakukanlah diskusi dengan semangat kekeluargaan. Sampaikan
pendapat maupun sanggahan dengan cara yang santun.
•
Dalam mengapresiasi tokoh dalam novel atau cerita lainnya kita dapat mencermatinya
dari pembicaraan tokoh maupun penjelasan pencerita. Kita juga dapat mengetahui
karakter tokoh dari tindakan-tindakan tokoh tersebut. Karakter tokoh dapat dilihat
dari penampilan fisik, perangai, dan sifat-sifat lainnya.
•
Sementara itu, dalam menulis karya ilmiah sederhana, kita harus memperhatikan
penggunaan bahasa yang baik dan benar, serta sistematika yang tepat.
Jawablah soal di bawah ini dengan tepat!
1.
Hadirin, seperti kita ketahui, lingkungan yang kotor akan menimbulkan banyak bibit
penyakit. Oleh karena itu, marilah kita jaga lingkungan kita supaya lingkungan kita
sehat.
valuasi
RR
RR
R
angkumanangkuman
angkumanangkuman
angkuman
Bab VII
Lindungi Hutan Kami
131
Berilah tanggapan terhadap kutipan isi pidato di atas!
2.
Jelaskanlah yang dimaksud dengan diskusi panel!
3.
Apa yang dimaksud dengan:
a. tokoh cerita
b. watak tokoh
4.
Perhatikan kutipan novel berikut!
Semua mata menatap terkesima. Sosok itu berdiri seperti magnet yang
kuat. Memukau dengan segala pesona yang dimilikinya. Tubuhnya tinggi
menjulang, dan wajahnya memancarkan keangkuhan yang sempurna.
“Nama saya Davidio Daniel Dharmawan. Tapi cukup panggil David
saja, atau Davi,” ucapnya. Tegas tapi dingin. Dan sama sekali tanpa senyum.
Sedikit pun!
(dikutip dari dari Fairish, Kinasih: 2004)
Jelaskanlah watak tokoh yang tampak pada kutipan novel di atas!
5.
tuliskanlah sistematika penulisan karya ilmiah!
Antagonis
:
t
okoh yang memiliki karakter-karakter tidak baik dan menjadi
penghalang atau penentang tokoh utama
Faktual
:
berdasarkan fakta-fakta yang ada, nyata
Fiktif
:
bersifat rekaan, bukan cerita yang nyata atau benar-benar terjadi
Global wariming
:
p
emanasan global, yaitu naiknya suhu di permukaan bumi yang
mengakibatkan es di kutub utara dan selatan mencair
Honae
:
rumah adat suku-suku di pegunungan Jaya Wijaya, Papua.
Itore
:
honae atau rumah sukuAmungme dan suku di Papua lainnya yang
khusus untuk laki-laki.
Karakter
:
sifat-sifat yang dimiliki tokoh-tokoh cerita
Noken
:
sejenis kantung/tas anyaman yang digunakanoleh orang-orang
Papua
Protagonis
:
tokoh yang memiliki sifat-sifat baik, dan berperan sebagai tokoh
utama, atau yang membantu tokoh utama.
losarium
G
132
Asyiknya Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia SMP/MTs Kelas IX
RR
RR
R
efleksiefleksi
efleksiefleksi
efleksi
Wacana
global warning
menjadi isu central kerusakan lingkungan saat ini. Isu ini harus
didengungkan agar kerusakan alam terutama hutan tidak mewabah. Usaha kampanye itu
dapat dilakukan melalui pidato, berdiskusi, menulis karya ilmiah, dan melalui novel atau
karya sastra lainnya. Pelajaran bahasa Indonesia dapat menjadi sarana berlatih agar kalian
terampil menyuarakan kebenaran dengan cara edukatif.